Ketika seorang wanita telah
mengambil keputusan melangkah menuju pernikahan, maka secara otomatis
dia harus rela egonya terbuang jauh- jauh. Termasuk juga rela
menyisihkan banyak kepentingan, keinginan serta karakter pribadi demi
menjaga keutuhan keluarga.
Ia juga harus dengan ikhlas merubah
beberapa hal buruk dalam kebiasaan, sikap, dan sifat, agar rumah tangga
senantiasa terlihat indah. Tentu saja, dalam hal ini diperlukan
kedewasaan, kematangan berfikir dan kesiapan mengabdi, yang kesemuanya
akan lebih mudah jika dilakukan atas dasar iman kepada Allah.
Salah satu hal penting dari seorang istri, adalah tentang rumahnya. Ada sebuah perumpamaan bahwa, "Seperti apa rumahnya, seperti itulah istrinya". Kalimat tersebut menggambarkan bahwa keadaan sebuah rumah mencerminkan bagaimana karakter "sang ratu" didalamnya.
Salah satu hal penting dari seorang istri, adalah tentang rumahnya. Ada sebuah perumpamaan bahwa, "Seperti apa rumahnya, seperti itulah istrinya". Kalimat tersebut menggambarkan bahwa keadaan sebuah rumah mencerminkan bagaimana karakter "sang ratu" didalamnya.
Jika rumah senantiasa tertata rapi dan
indah, maka bisa ditebak, bahwa sang istri memang memiliki karakter yang
juga rapi dan indah. Namun jika keadaan yang terlihat adalah
sebaliknya, maka dengan mudah orang akan menilai seperti apa kepribadian
si istri dirumah.
Hal ini bukan lantas menjadikan para istri kambing hitam dari segala permasalahan rumah tangga, yang memang sangat banyak tentunya. Namun sebagaimana kita tahu, wanita adalah tentang merawat.
Hal ini bukan lantas menjadikan para istri kambing hitam dari segala permasalahan rumah tangga, yang memang sangat banyak tentunya. Namun sebagaimana kita tahu, wanita adalah tentang merawat.
Allah menganugrahkan kepada wanita
ketelatenan tentang hal-hal kecil sekalipun, yang bahkan mungkin
terlewatkan oleh seorang laki-laki.
Rasulullah Salallahu alaihi wassalam, bersabda "Setiap
kalian adalah pemimpin & akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya, seorang imam adalah pemimpin & akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya & seorang laki-laki adalah
pemimpin dlm keluarga & akan dimintai tanggungjawab atas
kepemimpinannya, & wanita adalah penanggung jawab terhadap rumah
suaminya & akan dimintai tanggungjawabnya serta pembantu adalah
penanggungjawab atas harta benda majikannya & akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Maka, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa bagaimanakah kualitas seorang istri, bisa dilihat dari hasil kepemimpinannya yaitu rumahnya.
Lalu bagaimana dengan keberadaan seorang pembantu? Seringkali ketika si istri sudah mendapatkan amanah dalam hal rumah tangga, keberadaan pembantu akhirnya dihadirkan ditengah keluarga.
Maka, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa bagaimanakah kualitas seorang istri, bisa dilihat dari hasil kepemimpinannya yaitu rumahnya.
Lalu bagaimana dengan keberadaan seorang pembantu? Seringkali ketika si istri sudah mendapatkan amanah dalam hal rumah tangga, keberadaan pembantu akhirnya dihadirkan ditengah keluarga.
Namun menyerahkan segala urusan kepada
pembantu, bukan lantas menjadi jalan keluar. Relakah kita jika sebutan
wanita handal dirumah kita sendiri, justru beralih kepada pembantu, dan
bukan kepada kita sang ratu rumah tangga?
Memang seharusnya seorang pembantu,
hanyalah sekedar membantu. Dan penanggung jawab utama adalah para istri
itu sendiri. Karena itulah, mau tak mau memang wanita sebagai seorang
istri harus turun tangan membereskan segala pernak pernik rumah tangga,
sehingga ada nilai kehormatan tersendiri atas dirinya dan keluarganya.
Selain itu kemuliaan juga akan tumbuh dimata anak dan suami kita, dan
terutama dihadapan Allah.
Sungguh, wanita terlihat indah, salah satunya ketika ia mampu menata dan mengindahkan istananya, yaitu rumahnya sendiri. Akan terlihat timpang jika si wanita begitu lihai dalam urusan diluar rumah, namun masih minus dalam hal kepengurusan rumahnya.
Sungguh, wanita terlihat indah, salah satunya ketika ia mampu menata dan mengindahkan istananya, yaitu rumahnya sendiri. Akan terlihat timpang jika si wanita begitu lihai dalam urusan diluar rumah, namun masih minus dalam hal kepengurusan rumahnya.
Dengan kata lain, betapapun tinggi
status sosial, pendidikan, atau penghasilan, namun belum lengkaplah
keindahan semua itu jika ia tidak mampu menghadirkan keindahan dalam
istananya, yaitu rumah suaminya.
(syahidah/voa-islam.com)
Posting Komentar